SELAMAT DATANG!!!

Selasa, 08 Oktober 2013

4 HAL YANG TAK DIANGGAP DI UHO

Wa Ode Salmiani Nur
A1D1 11 017

4 HAL YANG TAK DIANGGAP DI UHO#
1.    Fasilitas belajar
Berbicara mengenai fasilitas belajar khususnya di Perguruan Tinggi, pastilah terlintas dalam benak kita mengenai ketersediaan ruang kelas yang nyaman, mulai dari kursi yangh layak pakai, papan tulis yang baik, dan ketersediaan listrik sebagai penunjang proses perkuliahan. Dengan memiliki  ketiga aspek tersebut, ruang perkuliahaan sudah dapat dikategorikan ruang perkuliahan yang cukup nyaman.
Keterrsediaan listrik sangat penting sebagai pendukung proses perkuliahan. Misalnya, saat mengadakan presentasi materi di dalam ruangan baik bagi dosen ataupun mahasiswa ketika ingin menampilkan materi yang akan dipresentasikan. Apabila listrik tidak memadai, tentu saja materi harus dicatat lalu dijelaskan. Dengan kondisi seperti ini, tentu memperlambat penyaluran ilmu dari dosen ke mahasiswa atau sebaliknya dan antar mahasiswa dengan mahasiswa.
Ngomong-ngomong soal listrik, di UHO (Universitas Halu Oleo), terdapat beberapa ruang perkuliahan yang belum memiliki fasilitas listrik yang cukup memadai. Di gedung Jurusan Bahasa Indonesia misalnya, ada beberapa ruangan yang belum bisa menggunakan alat L CD ketika akan presentasi Power Point. Hal ini tentu saja cukup memperlambat penyerapan ilmu.
Bukan saja listrik yang belum memadai, fasilitas lain seperti L CD pun harus bergantiaan penggunaannya dengan kelas bahkan jurusan lain. Sangat merepotkan bukan? Apa kampus tidak mampu memiliki minimal dua L CD untuk tiap jurusan? Sangat disayangkan!
2.    Areal belajar
Nah, untuk yang satu ini, berkaitan dengan tempat-tempat yang cukup nyaman untuk dijadikan tempat belajar maupun diskusi. Belajar di tempat yang seolah-olah menyatu dengan alam, pastilah merupakan salah satu alternatif tempat  yang cukup baik unrtuk belajar ataupun sekedar membaca buku.
Di kampus UHO, sangat banyak tempat-tempat hijau dengan tata ruang yang cukup indah, yang memungkunkan kenyamanan bagi mahasiswanya sebagai tempat belajar. Areal tersebut sengaja ditata sedemikian rupa, sehingga diharapkan mahasisswanya berinisiatif untuk belajar atau berdiskusi di luar ruangan perkuliahan.
Namun kenyataannya, areal yang sengaja “dipercantik” tersebut, hanya dijadikan sebagai “cuci mata” saat melewatinya. Bahkan, terdapat beberapa tempat yang dibiarkan kotor seolah-olah “angker” (mungkin karena pohonnya yang besar dan rindang) sehingga enggan singgah untuk sekedar membuka buku di sana.
Sayang sekali! Padahal, tempat tenang seperti ini, belajar menjadi nyaman dan tentu saja membantu memahami setiap ilmu dengan cepat.
3.    Tempat sampah
Sampah, sampah, dan sampah!
Masalah yang satu ini merupakan hal yang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia memiliki masalah dengan sampah. Bahkan di kota besar seperti Jawa ada yang dinamakan “lautan samapah”. Wow! Rekor yang cukup menarik di mata dunia.
Tak terkecuali di kota kecil seperti Kota Kendari. Masalah sampah bukan hanya pada masyarakat pada umumnya, tapi kalangan mahasiswa di Perguruan Tinggi Universitas Halu Oleo (UHO) ini, memiliki masalah dengan sampahnya. Masalah sampah di perguruan tinggi ini, bukan karrena banyaknya sampah, namun ketersediaan tempat sampah yang masih minim sehingga sampah-sampah berserakah ke mana-mana.
Banyaknya petugas kebersikhan tentu  saja tidak akan cukup efektif mengatasi limbah yang dihasilkan mahasiswa di Perguruan Tinggi tersebut. Bayangkan saja! Jika setiap jurusan hanya memiliki satu tempat sampah. Apa nggak keterlaluan? Masih untung kalau mahasiswa rajin bolak-balik ke satu tempat untuk membuang sampah. Bagaimana dengan mahasiswa yang malas dan cuek? Tentu mereka lebih memilih membuang sampah di sembarang tempat. Hal semacam ini, perlu diperhatikan pula. Jangan sampai rekor “lautan sampah” terjadi juga di lingkungan pendidikan.
Malu-maluin saja!

4.    Jaringan internet
Di zaman serba cepat seperti sekarang ini tentu memerlukan jaringan yang luas untuk tetap eksis di mata dunia. Suatu Negara dikatakan maju jika Sumber Daya Manusianya berkualitas. Untuk memiliki ilmu dan wawasan yang luas di zaman sekarang, harus memiliki sumber-sumber informasi yang cepat dan up date.
Tak terkecuali di Perguruan Tinggi, pentingnya pemerolehan informasi haruslah cepat dan actual. Dengan informasi yang cepat dan aktul dapat menjadiakan Sumberr Daya Manusianya berkualitas dan berwawasan luas. Salah satu penunjang untuk mencapai manusia yang berwawasan luas adalah tersedianya jaringan internet.
Di kampus UHO, ketersediaan jaringan internet masih terbilang minim. Hal ini tentu saja menjadikan mahasiswanya kurang up date dibandingkan mahasiswa di perguruan tinggi lain. Di FKIP misalnya, ada beberapa jaringan Wi-Fi yang tersedia namun mengguanakan password. Selain itu, ada juga yang tidak memakai password dengan kualitas jaringan yang buruk. Informasi dikampus ini seakan “mahal” di kalangan mahasiswanya.
Bukan hanya mahasiswa yang merasa kurang diperhatikan kualitas ilmunya namun para pengelola kampus juga kebingungan. Pasalnya, ketikan ada jaringan internet yang baik, mahasiswa kebanyakan hanya memanfaatkannya untuk facebookan, twitteran, dan yang lainnya yang berhubungan dengan social media. Sehingg, keberadaan jaringan internet khusus untuk mahasiswa sebagai alternatif pemerolehan ilmu untuk penunjang kualitas mahasiswa, tidak dapat terwujud dengan baik.
Salah siapa coba?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar