SELAMAT DATANG!!!

Senin, 28 Oktober 2013

PROSES MORFOFONEMIK

PROSES MORFOFONEMIK

A. Pengertian morfofonemik
    Morfofonemik adalah cabang linguistik yang mempelajari perubahan bunyi diakibatkan adanya pengelompokkan morfem. Berikut pendapat dari beberpa para ahli mengenai morfofonemik;
a.    Nelson francis (1958) menyatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibat pengelompokkan menjadi kata.
b.    Samsuri (1982:28) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya.
c.    Ramlan, morfofonemik sebagai perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.

B. Proses morfofonemik

Morfofonemik bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi enam macam yaitu:
1.    Penghilangan bunyi
2.    Penambahan bunyi
3.    Perubahan bunyi
4.    Perubahan dan penambahan bunyi
5.    Perubahan dan penghilangan bunyi
6.    Pelomcatan bunyi

    Ada beberapa proses morfofonemik dilihat dari sifat pembentukannya. . Proses tersebut adalah proses yang secara otomatis dan proses yang tidak otomatis. Menurut Harimurti Kridalaksana, proses morfofonemik terjadi atas 10 yaitu:
1. Pemunculan fonem
2. Pengekalan fonem
3. Pemunculan dan pengekanan fonem
4. Pergeseran fonem
5. Perubahan dan pergeseran fonem
6. Pelepasan fonem
7. Peluluhan fonem
8. Penyisipan fonem secara historis
9. Pemunculan fonem berdasarkan poka asing
10. Variasi fonem bahasa sumber

Sedangkan Ramlan membagi proses morfofonemik menjadi tiga macam yaitu:
1.    Proses perubahan fonem

    Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya.fonem /m/ pada kedua morfem tersebut berubah menjadi /m, n, ny, ng/ sehingga morfem meN-  berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng- sementara morfem peN- berubah menjadi pem-, pen-, peny-, peng-. Perubahan-perubahan tersebut tergantumg pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat berikhtisar sebagai berikut:
a.    Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, b, f/.
Misalnya:    meN- + paksa: memaksa
        peN- + periksa: memeriksa
        meN- + batik: membatik
        peN- + buru: pemburu
        meN- + fitnah: memfitnah
        peN- + fitnah: pemfitnah

b.    Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s/. fonem /s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.
Misalnya:    meN- + tulis: menulis
        meN- + duga: menduga
        maN- + sukseskan: mensukseskan
        peN- + tulis: penulis
        peN- + datang: pendatang
        peN- + support: pensupport

c.    Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/ dalam penulisannya tidak dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan.
Misalnya:    maN- + sapu: menyapu
        peN- +  cukur: pencukur

d.    Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /y/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vocal/.
Misalnya:    meN- + kacau: mengacau
        meN- + gertak: menggertak
        meN- + hisap: menhisap
        peN- + urus: pengurus

Pada kata mengebom, mengecat, mengelas, juga terdapat proses moefofonemik yang berupa perubahan, yaitu fonem /N/ menjadi /Y/.

2.    Proses penambahan fonem

    Proses penambahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem penambahnya adalah /?/, sehingga meN- berubah menjadi menge- dan peN- berubah menjadi penge-.
Misalnya:    meN- + bom: mengebom
        meN- + las: mengelas
        meN- + bur: mengebur
        peN- + bom: pengebom
        peN- + las: pengelas
        peN- + bur: pengebur



3.    Proses hilangnya fonem

    Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/.
Misalnya:    meN- + lerai: melerai
        meN- + ramalkan: meramalkan
        meN- + yakinkan: meyakinkan
        meN- + wakili: mewakili
        meN- + nyanyi: menyanyi
        peN- + lerai: pelerai
        peN- + ramal: peramal
        peN- + warna: pewarna
        peN- + nyanyi: penyanyi

    Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /r/.
Misalnya:    ber- + rapat: berapat
        ber- + kerja: bekerja
        ber- + serta: beserta
        per- + ragakan: peragakan
        ter- + rasa: terasa

    Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang sebagai akibat pertemuan morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu.
Misalnya:    meN- + paksa: memaksa
        meN- + tulis: menulis
        meN- + sapu: menyapu
        meN- + karang: mengarang
        peN- + paksa: pemaksa
        peN- + tulis: penulis
        peN- + sapu: penyapu
    Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks, yaitu per- dan ter-. Demikian juga pada kata-kata menterjemahkan, mensupplay, mengkoordinir, penterjemah, pensurvey, fonem-fonem / t, s, k/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.    

CIRI-CIRI KALIMAT ARGUMENTASI

Pengertian kalimat berdasarkan argumennya.

Jawab:

Kalimat adalah wujud ujaran yang bermakna lengkap dan utuh dalam bentuk tulisan yang dimulai dengan huruf capital/huruf besar dan diakhiri dengan salah satu tanda pemberhentian yaitu tandan titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).

Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam penulisan dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Ciri-ciri kalimat argumentasi:
Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
Penutup berisi kesimpulan.

Jadi, kalimat berdasarkan argumen adalah wujud ujaran yang bermakna lengkap dan utuh yang bentujuan untuk meyakinkan penbaca atau pendengan bahwa gagasan atau ide tersebut adalah benar dan terbukti dengan disertai bukti dan fakta.

Contoh:

Angka kecelakaan saat perayaan Kari Raya Imlek di Vietnam cukup mencekam , selama perayaan, sekitar 300 orang tewas akiba kecelakaan bermotor.

PENGANTAR JURNALISTIK

1. Apa itu jurnalistik?
    Kewartawanan atau jurnalisme (berasal dari kata journal), artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar. Journal berasal dari istilah bahasa Latin diurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Jurnalistik secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian. Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
    Menurut Ensiklopedi Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jurnalistik  yaitu yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia jurnalistik adalah  kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
Jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan karangan utuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya seperti radio dan televisi. (Leksikon Komunikasi).

2. Teori-teori jurnalistik
Pengertian jurnalistik menurut para ahli:
1.    Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu.
2.    Roland E. Wesley
Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum. Pendapat pemerintah , hiburan umum, secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar majalah dan disiarkan di stasiun siaran.
3.    .Astrid S. Susuanto
Jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
4.    Haris Sumarda
Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan mengabarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
5.    Adinegoro
Jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.
6.    M. Ridwan
Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuki pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni.
7.    F. Fraser Bond dalam bukunya An Introduction to Journalism menyatakan: “Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on the news reach the public”. Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.
8.    M. Djen Amar, jurnalistik adalah usaha memproduksi kata-kata dan gambar-gambar yang dihubungkan dengan proses transfer ide atau gagasan dengan bentuk suara, inilah cikal bakal makna jurnalistik sederhana. Pengertian menurut Amar juga dijelaskan pada Sumadiria. Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya.
9.    Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.
10.    Kustadi Suhandang sendiri Kustadi, jurnalistik adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.
11.    Menurut A.Muis dan Edwin Emery yaitu; A.Muis (pakar hukum komunikasi) mengatakan bahwa definisi tentang jurnalistik cukup banyak. Namun dari definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan secara umum. Semua definisi juranlistik memasukan unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (aktualitas). Menurut Edwin Emery juga sama mengatakan dalam jurnalistik selalu harus ada unsur kesegaran waktu (timeliness atau aktualitas). Dan Emery menambahkan bahwa seorang jurnalis memiliki dua fungsi utama. Pertama, fungsi jurnalis adalah melaporkan berita. Kedua, membuat interpretasi dan memberikan pendapat yang didasarkan pada beritanya.
12.    Sumadiria juga menambahkan bahwa jurnalistik dalam Leksikon Komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan karangan utuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya seperti radio dan televisi.
13.    Jurnalistik adalah proses kegiatan mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita dan atau opini melalui media massa. (Asep Syamsul M. Romli. 2003. Jurnalistik Dakwah. Bandung: Rosda).
14.    Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan (Summanang).
15.    Jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peritiwaatau kejadian sehari-hari yang aktualdan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya. (A.W. Widjaya).
16.    Definisi tentang jurnalistik cukup banyak. Namun dari definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan secara umum. Semua definisi juranlistik memasukan unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (aktualitas). (A. Muis).
17.    Jurnalistik atau jurnalisme berasar dari kata Journal: catatan harian. Catatan mengenai kejadian sehari-hari atau bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari kata latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan Jurnalistik. (Hikmat dan Purna,a Kusumaningrat).
18.    Jurnalistik merupakan penulisan tentang hal-hal yang penting dan tidak kita ketahui. (Leslie Stephen)
19.    Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusuri dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. (Kustadi Suhandang)
20.    Pengertian jurnalistik menurut ilmu publisistik adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan actual dengan secepat-cepatnya. (Amilia Indriyati).






PENGANTAR JURNALISTIK

ANALISIS WACANA MONOLOG

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Analisis
Stubbs dalam Rani (2000:9), analisis wacana adalah merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Senada dengan itu, Tarigan (1987: 24) menyatakan bahwa analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (prragmatik) bahasa. Perihal tersebut diperkuat dengan ppendapat Lubis (1991: 20) menyatakan bahwa analisis wacana sudah tentu melibatkan analisis sintaksis dan semantic, tapi yang terpenting adalah analisis secara pragmatik.
Dari pendapat di atas, ada beberapa perrihal menyangkut analisis wacana, yaitu:
1.    Suatu kajian yang meneliti bahasa,
2.    Telaah fungsi bahasa,
3.    Merupakan analisis sintaksis dan semantik.

B.    Pengertian Wacana
Kata wacana secara umum mengacu  pada artikel, percakapan atau dialog, dan karangan pernyataan.
Menurut harimurti kridalaksana ( 1985: 184 ), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi dan terbesar.
Adapun samsaru (1988: 1) memandang wacana dari segi komunikasi. Menurutnya lagi, dalam  sebuah wacana, terdapat konteks wacana, topic, kohesi dan koherensi.
Jadi, wacana adalah susunana ujaran yang merupakan satuan bahasa terlengkapdan tertinggi, saling berkaitan dengan  koherensi dan kohesi berkesinambungan membentuk satu kesatuan untuk berkomunikasi baik lisan atau tulisan.


Pada dasrnya wacana menyakut tiga perihal, yaitu:
1.    Merupakan satuan gramatikal terbesar,
2.    Disusun secara sistematis, dan
3.    Berkaitan erat antara kalimat satu dengan yang lainnya.

C.    Pengertian Wacana Monolog
Pada wacana monolog, pendengarr tidak memberikan tanggapan secara langsung atas ucapan pembicara. Pembicara memiliki kebebasan untuk menggunakan waktunya, tanpa diselingi mitra tuturnya. Contah dari wacana monolog adalah ceramah dan pidato.


D.     Analisis Wacana Monolog
Analisis wacana monolog pada dasarnya banyak kesamaannya dengan analisis wacana dialog, terutama dalam hal prinsip-prinsip dasarnya. Beberapa pendapat yang menonjol diantaranya menyangkut aspek tatap muka, penggalan pasangan percakapan dan kesempatan berbicarra. Aspek-aspek ini tiak terdapat dalam wacana monolog.
Sesuai dengan perkembangan yang dikemukakan antara lain oleh Halliday dan Hasan serta beberapa ahli Indonesia, hal-hal penting yang menjadi analisis wacana monolog dapat dikelompokkan seperti berrikut:
A.    Hal-hal yang berhubungan dengan rangkain dan kaitan tuturan, rangkain kalimat, rangkain paragraph (cohesion and koherens).
B.    Hal-hal yang berhubungan dengan penunjukan atau perujukan (references).
C.    Hal-hal yang berhubungan dengan pola pikiran dan pengembangan wacana (topick and logical development).
Wacana monolog dibagi menjadi dua bagian yaitu  kohesi dan koherensi.
a.     Kohesi adalah adanya keterkaitan antarkalimat. Sarana-sarana kohesi dikategikan dalam lima kategori, yaitu: pronomina (kata ganti), subtitusi (penggantian), ellipsis, konjungsi, dan leksal.
b.     koherensi adalah adanya keterkaitan anta ide-ide atau gagasan-gagasan kalimat. Koherrensi merrupakan hubungan antara proposisi yang di dalam suatu wacana dapat membentuk suatu wacana yang runtut meskipun tidak terdapat penghubungan kalimat yang digunakan.

1.     Rangkain dan Kaitan
Rangkain di sini adalah segala bentuk hubungan antar aturan berikut
1.    Antar kalimat,
2.    Di dalam sebuah kalimat(interkalimat),
3.    Maupun yang terjadi pada tataran leksikon (kata-kata).
Rangkain seperti ini disebut juga dengan istilah logical relationships pada satu kesatuan wacana monolog. Sedangkan istilah kaitan disini diartikan dengan segala bentuk hubungan antara satu alinea dengan alinea lain dalam satu kesatuan wacana monolog.
2.     Penunjukan
Penunjukan atau referen dalam wacana monolog garis besarnya ada dua macam. Pertama, menunjukan kedalam lingkungan wacana atau teks itu yang juga disebut endoporich referents. Penunjukan ini dibagi dua lagi menjadi penunjukan kembali kepada yang sudah disebut sebelumnya, disebut anaphoricreferenci dan menunjukan kepada disebut kataphoric reference. Kedua adalah menunjukan keluar atau dari wacana tersebut yang disebut exoporic referenc. Penunjukan kedua ini disebut juga penunjukan situasional.
Penunjukan ini pada umumnya ditandai oleh kata-kata penunjuk sebelumnya seperti: ini, itu, di sini, di situ, maupun oleh kata penunjuk tak sebenranya seperti: tersebut, terkatakan, tersurat, berikut, dan lain-lain. Kaang-kadang ditandai juga oleh kata-kata lain selain kata-kata penunjuk. Contoh menunjukan ke atas, ke bawah dan di dalam konteks kalimat.
1.    Menentukan di atas ini terdapat sekali lagi versi pertama penggunaan lambang yang digunakan pada halaman terduhulu.
2.    Tetapi untuk versi kedua tidak selamanya dapat di wujudkan terutama untuk subtopic yang lebih kecil.
3.    Untuk jelasnya di bedakan contoh sebagai berikut:
Analisis
1.    Perkataan di atas terdahulu (kalimat 1) berperan menunjuk kembali kepada yang telah dikemukakan.
2.    Perkataan ini (kalimat 1) juga menunjuk ke atas tetapi sebagai penegasan terhaap pembicaraan paling akhir dan pembicaraan sebelunnya.
3.    Perkataan yang (kalimat 2) berperan menunjukan ke dalam diri konteks atau kalimat tersebut.
4.    Kata ganti nya pada kata jelasnya ( kalimat 3) pun menunjuk ke esters.
5.    Perrkataan berikut (kalimat 3) menunjuk kepada yang di kemukakan selanjutnya (ke bawah).

Contoh menunjuk ke luar:
1.    Kalau konsumsi kertas berlangsung terus seperti sekarang tak lama lagi tidak ada sebatang pohon pun yang tertinggal di dunia …
2.    Ahli riset Amerika menyarankan supaya digunakan bahan pengganti yakni kenat.
Analisis
1.    Perkataan ahli riset Amerika (kalimat 1) menunjukan kepada ojek di luar teks.
2.    Perkataan kenat (kalimat 2) pun demikaan juga. Namun keduanya berbeda sedikit. Kata-kata ahli riset Amerika betul-betul obyek, berada  di luar teks, sedangkan kenat masih ada hubungannya dengan teks kerena bermakna sebagai tumbuhan pengganti bahan baku kertas:


3.     Pola Pemikiran dan Pengembangan Wacana

Fisik dan isi sebuah wacana di wujudkan oleh kalimat yang dalam wacana itu. Kelompok kalimat itu nmerupakan satu kesatuan maksud yang dinamakan alinea.
1.    Unsur alinea
Ada tiga unsur pada sebuah alinea, yaitu:
a.    Ada sebuah buah kalimat (topic sentensce) pikiran utama.
b.    Ada pula kalimat-kalimat lain yang berkelompok dengan (topic sentensce) sebagai keterangan atau penjelasan dari topic sentensce tersebut .
c.    Ada keterangan-keterangan pada bagian utama pada kalimat-kalimat tersebut terutama kalau alinea itu hanya sendiri atas satu kalimat panjang saja.


2.    Variabel Letak Topik Sentensce
a.    Topic sentensce pada permulaan aline
Pada umunyan alinea yang sifatnya menguraikan sesuatu atau menjelaskan pendapat, maka letak topik sentescenya pada permulaan alinea itu.

b.    Topik sentens pada pertengahan alinea
Sebuah alinea yang topik sentesnya  pada pertengahan alinea biasanya dijumpai pada alinea yang mengandung pengantar dan penutupan.

c.    Topik sentens pada akhir alinea
Pengertian bagain akhir tidak selamanya berarti kalimat yang paling akhir tetapi















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Wacana adalah rangkaian ujar atau tindak tutur yang mengungkapkan suatu perihal (subyek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satuan yang koheren dibentuk oleh unsure segmen maupun non segmen bahasa.
Hal-hal yang menyangkut analisis wacana, yaitu:
1.    Suatu kajian yang meneliti bahasa,
2.    Telaah fungsi bahasa,
3.    Merupakan analisis sintaksis dan semantik.



3.1    Saran
Analisis wacana monolog pada dasrrnya banyak kesamaannya dengan analisis wacana dialog, terutama dlam hal prinsip-prinsip dasrnya. Beberapa pendapat yang menonjol di antaranya menyangkut aspek tatp muka, penggalan pasangan percakapan dan kesempatan berbicarra. Aspek-aspek ini tidak terapat dalam wacana monolog. Sehingga yang paling penting dalam menganalisis wacana monolog yaitu memperhatikan kohesi dan koherensi sebuah wacana.


MENGANALISIS PENULISAN EYD DALAM SEBUAH SKRIPSI

BAB I
PENDAHULUAN
    Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang  ditulis dengan perantara lambang-lambang bunyi. Ejaan sangat diperlukan untuk panduan  penulisan bahasayang baik dan benar. Dalam penggunaan EYD, adabeberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu ejaan dalam  peristilahan, penyesuaian ejaan,tanda baca, pemenggalan kata, penulisan  huruf  kapital dan huruf miring serta penulisan kata.
    Ejaan  adalah  seperangkat aturan  tentang cara menggunakan dan menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan  tanda baca sebagai sarananya. Ejaan  mengatur keseluruhan  cara  menuliskan bahasa.
    Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan ejaan Republik atau ejaan Soewandi. 
    Oleh karena itu, makalah ini diperlukan lebih detail menganalisis tentang  penggunaan EYD  pada skripsi mahasiswa.










BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Ejaan
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Menurut Chaer (2006: 36) ejaan adalah konvensi grafts, perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya, yang berupa pelambangan fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya.
Menurut Kridalaksana(2008: 54) ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad,aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morrfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara penggambaran bunyi bahasa dengan kaiah dalam bentuk tulisan yang mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis, aspek morfologis dan aspek sintaksis.

B.    Ejaan  Yang Disempurnakan
             Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. EYD diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presidean Republik Indonesia Nomor: 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka keterlibatan dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat terrwujud dengan baik.
C.    Ruang Lingkup EYD
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu:
1.    Pemakaian huruf
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad yaitu sebanyak 26 buah.
2.    Penulisan huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. 
3.    Penulisan kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu:
a.    Kata dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya: Dia teman baik saya.
b.    Kata turunan (kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan misalnya imbuhan.Semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
c.    Kata ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Misalnya: rumah-rumah
Jenis kata ulang, yaitu:
-    Dwipura yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya: lelaki
-    Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya: rumah-rumah
-    Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya: sayur-mayur
-    Pengulangan berimbuhan.
Misalnya: bermain-main


d.    Gabungan kata
-    Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.
Misalnya: mata kuliah dan orang tua
-    Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang bmenimbulkan kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur bersangkutan.
Misalnya: ibu-bapak
-    Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya: daripada
e.    Kata ganti (ku-, -mu,- nya, dan kau-)
Misalnya:
-    Apa yang kumiliki boleh kauambil.
-    Bukuku, bukumu, dan bukunnya tersimpan  di perpustakaan.
f.    Kata depan (di, ke, dan dari)
Kata depan (di, ke,dan dari) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada, dan daripada.
Misalnya:
-    Kain itu terletak di dalam lemari.
-    Ke mana saja ia selama ini?
-    Ia dating dari Surabaya.
g.    Partikel (-lah, -kah, dan –tah)
Partikel (-lah, -kah, dan –tah) ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
-    Bacalah buku itu.
-    Apakah dia sudah dating?
-    Apatah gerangan salahku?
h.    Singkatan dan akronim
Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih.
Misalnya: dll= dan lain-lain
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.
Misalnya: SIM= Surat Izin Mengemudi

i.    Angka dan lambing bilangan.
Misalnya:
-    Abad II
-    Abad ke-2
-    50-an
4.    Penulisan unsur serapan
Penyerapan unsur asing dalam pemakain bahasa Indonesia dibenarkan sepanjang: (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak dalam bagasa Indonesia dan (2) unsur asing itu merupakan istilah teknis  sehinnga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia.
Misalnya:
-    Editor, de facto.
-    Ekspor, sistem, dan manejemen.
5.    Pemakain tanda baca
-    Tanda titik (.)
-    Tanda koma (,)
-    Tanda tanya (?)
-    Tanda seru (!)
-    Tanda titik koma (;)
-    Tanda titik dua (:)
-    Tanda ellipsis (…)
-    Tanda garis miring (/)
-    Tanda penyingkatan atau apostrof (`)








BAB III
DATA
A.    Sumber Data
Sumber data yang dijadikan bahan anilisis pada makalah ini yaitu Skripsi yang disusun oleh La Ode Burhan Abdullah dengan judul Metode Penentuan Biaya Produksi Meubel Pada Usaha Pertukangan (UP) Soliwunto Di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten muna, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas  Halu Oleo, Kendari tahun 2011. Sumber data yang diambil sebagai bahan analisis yaitu pada Bab I Pendahuluan dan Bab II Kajian Pustaka.
B.    Analisis Data
Dari skripsi yang ditulis La Ode Burhan Abdullah pada tahun 2011 terdapat kesalahan dalam penggunaan EYD. Telah kami analisis, terdapat beberapa kalimat yang kurang tepat dan perlu diperbaiki. Kesalahan-kesalahan itu antara lain berupa pemakaian tanda baca yang kurang tepat, penulisan istilah yang tidak tepat, penilsan istilah yang salah, dan penggunaan huruf kapital yang tidak tepat. Dalam skripsi yang disusun La Ode Burhan Abdullah pada tahun 2011 terdapat kesalahan dalam penggunaan EYD, antara lain:
1.    Analisis pada kata pengantar
a.    Pada halaman v
Kesalahan:
-    “Metode Penentuan Biaya Produksi Meubel pada Usaha Pertukaran (UP). Soliwunto Di Desa Masalili  Kecamatan Kontunaga Muna.
-    Bapak Prof. DR. Ir. H. Usman Rianse, MS, selaku Rektor Unhalu yang telah memberiakan kesempatan kepada penulis di Universitas ini.
Pembenaran:
-    “Metode Penentuan Biaya Produksi Meubel pada Usaha Pertukaran (UP) Soliwunto di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga, Muna.”
-    Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Unhalu yang telah memberiakan kesempatan kepada penulis di Universitas ini.
b.    Pada halaman vi
Kesalahan:
Akhirnya dari lubuk hati yang paling dalam penulis haturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang di iringi sembah sujud kepada kedua orang tuaku Ayahanda ( La Ode Abdullah ) dan Ibunda tersayang (Zubaedah) yang telah melahirkan, membesarkan, menidik serta memberikan bantuan baik bantuan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Haluoleo Kendari. Kepada kakakku yang saya hormati Wa Ode Sulfia, S.Pd, Nina Abdia S.Kom, Indra Bangsa Wali, Mahmud Yunus A.Md serta adik-adik saya Wa Ode Hasmia A.Md, Waode Hastia, La Ode Gafar A dan Wa Ode Sun Ernawati,


Pembenaran:
Akhirnya dari lubuk hati yang paling dalam penulis haturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang diiringi sembah sujud kepada kedua orang tuaku ayahanda La Ode Abdullah dan ibunda tersayang Zubaedah yang telah melahirkan, membesarkan, menidik serta memberikan bantuan baik bantuan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Haluoleo, Kendari. Kepada kakakku yang saya hormati Wa Ode Sulfia, S.Pd, Nina Abdia, S.Kom., Indra Bangsa Wali, Mahmud Yunus, A.Md. serta adik-adik saya Wa Ode Hasmia, A.Md., Waode Hastia, La Ode Gafar A dan Wa Ode Sun Ernawati.

2.    Analisis pada kajian pustaka
a.    Pada halaman 7-9
Kesalahan:
-    Hal ini berhubungan erat dengan akuntansi ( Abdul Halim 1998: 17).
-    Mulyadi (2000 : 4) ….
-    Selain itu kegiatan akuntansi terdiri dari ….
-    … kelaziman (kebiasaan) dari semua kegiatan. (Hasan Alwi 2001: 24).
-    Selain itu Matz dan Usry (1998: 7)….

Pembenaran:
-    Hal ini berhubungan erat dengan akuntansi ( Abdul Halim, 1998: 17).
-    Mulyadi (2000: 4) ….
-    Selain itu, kegiatan akuntansi terdiri dari ….
-    … kelaziman (kebiasaan) dari semua kegiatan (Hasan Alwi, 2001: 24).
-    Selain itu, Matz dan Usry (1998: 7)….

b.    Pada halaman 11-13
Kesalahan:
-    … ( Bambang dan Kastapu 1999: 24).
-    Berdasarkan beberapa kutipan pendapat diatas,….
-    Menurut Mulyadi (2000: 14) biaya dapat digolongkan menjadi 5:
-    Oleh karena itu ….
Pembenaran:
-    … ( Bambang dan Kastapu, 1999: 24).
-    Berdasarkan beberapa kutipan pendapat di atas,….
-    Menurut Mulyadi (2000: 14) biaya dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:
-    Oleh karena itu, ….

c.    Pada halaman 15-30
Kesalahan:
-    … bahan baku dan biaya tenaga langsung
-    Biaya dapat dibagi menjadi dua : pengeluaran modal ….
-    Pengertian Biaya produksi
-    Jadi biaya ….
-    Metode harga pokok tradisional juga disebut full costing dan … disebut variabel costing.
-    … tarif yang ditentukan dimuka pada ….
-    Namun ….
-    … biaya yang mudah diidentifikasikan (atau diperhitungkan) ….
-    Sebagai contoh … misalnya ….
-    … perlakuan biaya overhead pabrik (Abd. Halim 1998: 52).
-    Rp. xxx
-    Full costing
Pembenaran:
-    … bahan baku dan biaya tenaga langsung.
-    Biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran modal ….
-    Pengertian Biaya Produksi
-    Jadi, biaya ….
-    Metode harga pokok tradisional juga disebut full costing dan … disebut variabel costing.
-    … tarif yang ditentukan di muka pada ….
-    Namun, ….
-    … biaya yang mudah diidentifikasikan atau diperhitungkan ….
-    Sebagai contoh … misalnya ….
-    … perlakuan biaya overhead pabrik (Abd. Halim, 1998: 52).
-    Rp xxx
-    Full costing

Senin, 21 Oktober 2013

Liburan di Pulau Wisata Wakatobi

Liburan di Pulau Wisata Wakatobi#

Bercerita mengenai bagaimana aku selama liburan di kampung, tentu saja aku perlu memperkenalkan nama kampung halaman terrcintaku. Aku berasal dari Pulau Wakatobi. Pulau Wakatobi sendiri telah menjadi salah satu tempat wisata yang cukup popular akhir-akhir ini. Nah, untuk pengalaman liburanku di kampong tentu saja tidak akan jauh-jauh dari nama rekreasi atau tempat liburan yang aku sempat kunjungi.
Liburan idul adha yang sebenarnya paling lama hanya satu minggu aku manfaatkan untuk pulang kampung lebaran sama keluarga tercinta plus rekreasi. Selama di kampung aku happy-happy dengan anggota keluargaku. Selain mengunjungi tempat-tempat liburan, keluargaku juga membuat aneka makanan segar dari laut yang tentu saja menggugah selera bagi saya yang jarang makan ikan segar. Maklum, di Kendari nyari ikan segar seperti mencari emas (ini bagi kantong mahasiswa!).
Momen idul adhanya tentu saja tidak mungkin diabaikan. Seperti biasa, selepas melaksanakan sholat id aku selalu mengunjungi rumah-rumah tetangga dan tentu saja rumah sanak saudara (biar persaudaraan terjalin selalu). Momen seperti ini selain saling berjabat tangan untuk saling memaafkan, aku selalu menyempatkan kamera HP kesayanganku untuk mengabadikannya dengan berfoto atau dibuat dalam bentuk video. Nah, soal menu makanan jangan Tanya lagi. Tiap rumah aku selalu mencicipi tiap hidangan yang disediakan. Apalagi menu utama saat lebaran di kampungku adalah “Lapa-Lapa”.
Jadi, pulang kampung kali ini, selain berekreasi, ngumpul bareng keluarga besar, juga berwisata kuliner dari rumah ke rumah. Gratis! Hehehe
Sekian cerita mengenai selama aku liburan di kampung. Semoga bisa kebayang suasananya kaya' gimana.Ok guys!??^__^

Selasa, 08 Oktober 2013

BUDAYA BAIK WAKATOBI



BUDAYA BAIK WAKATOBI#   
Wa Ode Salmiani Nur
A1D1 11 017
Wakatobi…!
Nama yang berasal dari empat nama pulau yaitu wangi-wangi, kaledupa, tomia, dan binongko merupakan pulau-pulau yang memiliki nilai eksotik yang luar biasa di Indonesia bahkan sekarang terkenal di mata dunia sebagai salah satu tempat wisata yang patut dikunjungi. Para wisatawan dalam maupun luar negeri yang pernah berkunjung ke tempat ini, mengaku kagum dengan keindahan dan kekhasan yang dimilikinya. Keindahan dan kekhasan pulau Wakatobi terletak pada kekayaan laut dan budaya masyarakatnya yang masih cukup kental.
Keindahan laut yang masih terjaga kelestarian dan keasliannyalah yang menjadikan pulau Wakatobi memiliki nilai plus di mata dunia.  Kelestarian alam lautnya tentu saja tak akan mampu bertahan lama jika masyarak setempat tidak memiliki kebiasaan yang menjadikan keindahan lautnya tetap terjaga. Adanya budaya masyarakat Wakatobi yang memanfaatkan kekayaan alam lautnya secara baik dan adil sehingga tidak terjadi berbagai kerusakan dan pencemaran.
Budaya masyrakat Wakatobi yang lebih senang menangkap ikan atau hewan laut lainnya dengan menggunakan jaring, alat pancing atau suku Bajonya yang biasa berenang sampai ke dasar laut untuk menangkap ikan hanya dengan menggunakan tombak. Kebiasaan inilah yang menjadikan laut Wakatobi tetap eksis di mata dunia sebagai surga laut.  Budaya masyarakatnya yang baik tentu saja menjadikan pulau Wakatobi tetap indah dan eksotis serta bernilai.